Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang memiliki karakteristik budaya turun temurun, salah satunya adalah ramuan tradisional berupa jamu. Pemanfaatan ramuan jamu di Kabupaten Bantul sebesar 48,72%, menjadikan Kabupaten terbanyak kedua di D.I. Yogyakarta yang masyarakatnya memanfaatkan ramuan jamu. Hanya saja jika dilihat dari sisi penyedia ramuan jamu atau yang biasa disebut penyehat tradisional ramuan jamu, baru sebesar 4,5% yang memiliki izin. Belum ada pembinaan dan pemantauan terintegrasi. Masih banyak pembuat ramuan jamu yang belum terdaftar dan berdampak pada keamanan pangan bagi masyarakat pemanfaat jamu.

Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul melalui Dinas Kesehatan mengembangkan sistem kesehatan tradisional secara progresif sejak tahun 2020 melalui pembiayaan Dana Keistimewaan DIY. Dimulai dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional integrasi di 5 Puskesmas dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional empiris melalui pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan dusun asuhan mandiri kesehatan tradisional.  Kini tahun 2022 sudah dilakukan pengembangan di 12 Puskesmas. 

Pengembangan pelayanan kesehatan tradisional dengan memanfaatkan ramuan jamu di Kabupaten Bantul mengilhami munculnya BANTUL SEROJA (Sehat Ekonomi meningkat Karo Jamu) atau Bantul sehat dan ekonomi meningkat dengan jamu.

Dampak pandemi Covid-19 berimbas ke berbagai sektor, tidak hanya sektor kesehatan tetapi juga ekonomi dimana terjadi peningkatan angka kemiskinan dan jumlah pengangguran. 

Selain masalah pandemi, masalah stunting yang merupakan masalah prioritas nasional juga menjadi fokus utama pemerintah Kabupaten Bantul untuk menurunkan angka stunting. Pada tahun 2019 Bantul ditetapkan menjadi lokus penurunan stunting karena masih tingginya angka stunting yaitu sebesar 9,75.

Bantul Seroja menjadi suatu inovasi yang dikembangkan untuk menjawab tantangan di masa pandemi Covid-19. Pada saat banyak masyarakat yang tertular, dan harus melakukan isolasi mandiri di rumah ataupun isolasi terpusat di shelter, serta pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit lapangan khusus covid (RSL-KC). Ramuan jamu yang di produksi dari kelompok-kelompok yang ada di padukuhan ini menjadi minuman kesehatan yang dipercaya untuk meningkatkan imunitas masyarakat, dengan demikian Bantul Seroja juga menjadi suatu alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat kelompok pembuat jamu.

Bantul Seroja juga menjadi alternatif upaya dalam penurunan angka stunting yang saat ini menjadi salah satu program prioritas nasional. Melalui pelayanan kesehatan tradisional pijat tumbuh kembang bayi dan balita ditambah dengan pemberian ramuan jamu untuk balita menjadi layanan yang dikembangkan di puskesmas. Jika ingin mengetahui mengenai program ini silahkan hubungi 9 Puskesmas berikut :

1. Puskesmas Jetis II

2. Puskesmas Kasihan II

3. Puskesmas Banguntapan II

4. Puskesmas Imogiri I

5. Puskesmas Sedayu I

6. Puskesmas Piyungan

7. Puskesmas Srandakan

8. Puskesmas Dlingo II

9. Puskesmas Bantul II

Berkas

Nama Berkas Tanggal Unggah
Salinan-dari-BANTUL-SEROJA.pptx_2.pdf 24 Agustus 2022 16:00