Berdasarkan data bahwa tata kelola pengamanan sampah rumah tangga dengan cara pilah dan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle masih belum baik dengan capaian berkisar 30-41% di tahun 2017-2018. Hal ini berakibat pada penumpukan sampah dan berdampak lanjut kepada masalah seperti tempat vektor nyamuk, lalat, dan tikus. Kondisi ini berpotensi meningkatnya risiko penularan penyakit DBD, diare, thipoid, leptospirosis dan sebagainya.
Untuk memunculkan minat pengelolaan sampah perlu memunculkan berbagai alternatif strategi. Strategi yg selama ini berfokus pada aspek kesehatan perlu di tingkatkan dengan integrasi. Ada 4 hal yg menjadi pertimbangan, yaitu :
1) Pendekatan ekonomi dengan menghasilkan ekonomi
2) Pendekatan sosial penggerakan mendorong masyarakat luas ikut bergerak
3) Pendekatan pendidikan keluarga melalui pendidikan anak usia dini dalam mencintai pengelolaan sampah yg sekaligus menarik keluarganya dan teman sebayanya
4) Penggerakan ibu sebagai pimpinan dalam mengelola sampah.
Memberdayakan kelompok miskin (anggota PKH) dan keluarga ODGJ yg sebagian besar juga keluarga miskin adalah potensial. Dengan menghasilkan nilai ekonomi ODGJ dan keluarga PKH akan merasakan manfaat dan menambah kepercayaan diri untuk berperan di masyarakat dan bisa menggerakkan warga sekitar untuk ikut serta. Sosok ibu merupakan pilar utama dalam membina perilaku.
Pendidikan keluarga dalam untuk usia dini menjadi pilihan alternatif. Karena masa usia dini merupakan masa keemasan dimana semua informasi akan di serap. Praktik yang tertanam dalam diri anak diharapkan akan menjadi bekal baik dan ikut memberikan pengaruh baik bagi bagi teman seumur dan keluarganya.
Berdasarkan kajian tersebut maka tenaga sanitasi lingkungan puskesmas Jetis 1 Bantul Sri Nurus Staniati , SKM memiliki gagasan untuk membangun kecintaan terhadap pengamanan sampah dengan berbagai pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Maka tercetuslah inovasi GERAKAN TERPADU CINTA SAMPAH atau GERDU INDAH. Inovasi ini membawa Sri Nurus Staniati sebagai nakes teladan tingkat kabupaten dan nakes teladan tingkat propinsi DIY tahun 2022 dengan kategori Tenaga Sanitasi Lingkungan. Inovasi GERDU INDAH selaras dengan transformasi pelayanan kesehatan, selaras dengan tujuan SDGs, dan mendukung program Bupati Bantul, Bantul Bersih Sampah 2025.
Strategi inovasi Gerdu indah di awali tahun 2018 dengan edukasi cara pilah sampah pada anak paud dengan nama SIBERLIAN (Edukasi Bersih Lingkungan pada Anak). Dilanjutkan di akhir tahun 2018 dengan pemberdayaan pada ODGJ dengan diberi pelatihan Daur ulang sampah dengan nama SIJAWARA JOS (Pasien Jiwa Sehat Sejahtera Jenius Olah Sampah).
Pemberdayaan selanjutnya adalah pemberdayaan pada kelompok perempuan anggota PKH dan PKK. Dengan edukasi pilah sampah, pelatihan daur ulang sampah, dan pendampingan pembentukan bank sampah/sodakoh sampah.

Dengan Inovasi Gerdu indah ini kegiatan pemberdayaan semakin bergeliat dan dukungan berbagai pihak mengalir, mulai dari lintas sektor dalam bentuk SK Tim Gerdu indah kapanewon, dukungan dari muslimat NU Bantul, dukungan dari apotik untuk pemasaran , dukungan dari bidan, dokter dan klinik swasta dalam bentuk donasi dan DLH kab Bantul dalam pendampingan dan pelatihan.

Inovasi Gerdu indah ini mampu memberikan hasil signifikan, prosentase pengamanan sampah meningkat di tahun 2022 sebesar 68% juga berdampak pada berkurangnya tempat perindukan vektor nyamuk, kualitas lingkungan meningkat, berkembangnya ekonomi Sirkular dan bertambahnya penghasilan ibu-ibu anggota PKH dan PKK serta ODGJ mampu mendapatkan penghasilan dari penjualan produk daur ulang sampah.